WHO report says that the number of smokers increased by 2.1% per year in developing countries, whereas in developed countries this figure decreased by around 1.1% per year. Research in Jakarta showed 64,8% of men and 9.8% of women with age above 13 years were smokers.

Cigarettes and women? This has included all the issues about gender, femininity, fetal health, breast cancer, uterine cancer, personal appearance, prestige, lifestyle, and also to a code of ethics. Tabunya women still smoking is a classic problem. Two important problems of women with smoking was started by health problems and end with ketidaketisan problem. Dalam masalah kesehatan, banyak berita yang memaparkan tentang berbagai penyakit akibat kebiasaan merokok. Diantaranya batuk kering, kanker paru-paru, kanker mulut, dan sebagainya. Merokok juga menimbulkan perasaan takut, gemetar, bimbang, resah, melemahkan akal, mengurangi nafsu makan, menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernapasan, menjadikan manusia malas dan lemah, dan lain-lain.

Setiap kali kita menyalakan rokok, maka denyut jantung bertambah, kemampuan jantung membawa oksigen berkurang, HDL turun, dan menyebabkan pengaktifan platelet (sel-sel penggumpal darah). Orang seringkali tidak mau berhenti merokok karena alasan takut gemuk karena ngemil sebagai pengganti rokok membuat berat badan bertambah. Namun, mereka tidak menyadari bahwa risiko penyakit jantung akibat merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan.

Setiap orang yang merokok, baik laki-laki atau perempuan, pastinya mereka mengetahui dampak dan bahaya dari merokok. Tapi, mengapa orang-orang tersebut masih tetap mempertahankan kebiasaan buruknya? Itu kembali lagi kepada masing-masing individu. Setiap individu mempunyai pilihan dan hidup adalah pilihan. Para perempuan perokok sudah memilih merokok sebagai gaya hidup mereka dengan segala bahaya dan risiko yang akan ditanggungnya sendiri.